Rabu, 16 September 2009

\ zakat dan petaka \





Akhir2 ini di lyar tv terutama di saat acara berita, disamping muncul gambar2 orang kesusahan mudik, desak2an dll, juga berita pembagian zakat! MIRIS liatnya..di bumi indonesia yang katanya 'gemah ripah loh jinawe' masih aja buanyak manusia2 yang begiotu nestapanya menanti pemberian zakat...biasanya berupa sembako, beras atau uang sekitar 30 ribuan dari orang2 kaya...

Zakat membawa korban ? Sepertinya tidak masuk akal. Tapi ini adalah realitas yang sering kita dengar. Beberapa orang luka bahkan tewas karena berebut zakat. aku sangat menghargai orang yang mempunyai iktikad baik untuk menunaikan kewajibannnya mengeluarkan zakat. Namun tidak adakah mekanisme penyaluran yang aman ? Mendengar orang terinjak-injak betapa sedih hatiku huhuhuh...
Mestinya para pengusaha dan pejabat yang menempuh pembagian zakat secara langsung, berfikir lebih dalam tentang dampak yang ditimbulkan dari cara yang mereka tempuh itu. Padahal kejadian seperti ini bukan satu dua kali saja. Amat sangat sering terdengar.

Efek negatif membagi Zakat secara langsung dan demonstratif seperti itu :
1. Ricuh, dan kita sudah amat sering mendengarnya kan ?
2. Bisa membelokkan niat, karena dorongan untuk bisa populer dengan even semacam itu sangat besar. Apalagi jika orang itu adalah pejabat atau anggota DPRD. Bahkan tak jarang niat yang bagus menjadi terkesan memanfaatkan kaum dhuafa untuk popularitas.
3. Tidak ada target dan prioritas, karena siapa saja yang datang dan stok masih ada maka dia akan kebagian.
4. Tidak mempunyai unsur pemberdayaan.

Sebenarnya alternatif terbaiknya adalah menyalurkan dana itu lewat lembaga Zakat yang kredible dan auditable. Karena dalam sistem Islam, zakat dikelola secara kelembagaan formal dari negara dan bersifat kolektif, bukan perorangan. Dalam situasi saat ini lembaga Zakatlah yang sangat mendekati. Karena dia melakukan perencanaan, membuat peta target penerima, bahkan membuat program-program pemberdayaan untuk pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Mereka akan melakukan pengelolaan bukan sekedar membagikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar