Rabu, 13 Januari 2010

\ the unbilevable \


TRUE STORY OF REALITY SHOW...
Maraknya acara reality show di dunia bak wabah yang tumbuh secara menjanur...di jepangpun ada acara reality show mengungkap hal2 supranatural bak acara 'dunia lain'!
Nah dalam film dvd bajakan dengan title 'the unbilievable' mencoba ungkap hal2 supranatural secara gamblang ..misal dukun malaysia memelihara jenglot, orang2 kesurupan pasca tsunami di thailand, trus dukun she-male ahli susuk dan macam2...film ini emang bikin shock adegan2nya begitu real kayak dukun yang makan cicak dll...

konon nih pelem di banned di jepang (masa sih???), padahal kan jepang terkenal ama pelem2 horor slasher sadis...

\ CORALINE \



NOVEL HORROR UNIK.....

Coraline adalah novel horor unik karangan Neil Gaiman yang mengisahkan petualangan seorang gadis kecil bernama Coraline dalam mengarungi dunia lain. Gayanya yang apik dan sangat lain dari novel horror sejenis membuat novel ini diangkat ke layar lebar serta video game sekaligus. Walau termasuk dalam genre horor, cerita Coraline tidaklah sadis seperti Resident Evil ataupun mengejutkan jantung seperti The Ring.
Kisah ini lebih mengangkat ‘horor’ secara mentalitas dari pikiran anak usia sekolah; membuat suasana mencekam yang bisa dinikmati anak kecil maupun orang dewasa. Siapapun yang menonton film atau memainkan game Coraline tidak perlu menarik nafas dalam-dalam atau minta ditemani orang serumah; ‘’Coraline’’ justru sangat mengasyikkan untuk disimak sekeluarga. Intinya, ‘’Coraline’’ adalah cerita horor untuk semua kalangan usia!

Dunia Nyata Yang Membosankan
Setiap hari adalah hari damai yang dilalui dengan bangun tidur, pergi sekolah, belajar, bermain, makan, dan tidur. Tidak ada hal yang menarik ataupun menegangkan, membuat mereka seringkali menjadi malas. Kurang lebih semua perasaan itulah yang dialami oleh Coraline, …walau dalam konteks berbed
a. Coraline adalah anak tunggal sebuah keluarga kecil yang hanya terdiri dari dia, ayah, dan ibunya. Mereka baru saja pindah ke suatu daerah dekat hutan yang memilki sebuah sumur tua; dengan kenalan orang tuanya di rumah yang sama: 2 wanita tua pensiunan pemain panggung a dan b, serta Pak Bobinsky yang merupakan pemain akrobat dan pesulap handal yang sekarang sudah agak renta.
Setiap hari ayah dan ibu Coraline sibuk bekerja dengan laptop masing-masing, dan sama sekali tidak bisa mengajaknya bermain atau sekedar berkeliling. Dua bibi Spink dan Forcible yang tinggal di basement rumah pun hanya bergosip ria tentang masa kejayaan mereka dulu, dan memaksa Coraline mendengarkan. Pak Bobinsky juga hanya mampu menunjukkan aksi sederhana yang masih bisa dilakukannya, itupun setelah dibantu Coraline. Anak laki-laki kusam aneh Wybie yang mengajak Coraline bermain pun ternyata sangat cerewet dan menyebalkan (menurut Coraline). Tambah lagi selain ayah dan ibunya, semua orang salah memanggil namanya dengan ‘’Caroline’’… Ugh! Sempurna sudah kebosanan abadi bagi Coraline.

Pengisian suara setiap karakternya terutama Coraline bisa dibilang sempurna; karena memakai ackor yang sama dengan filmnya; dan kesan dari setiap tokoh begitu kuat. Sayang game ini tergolong terlalu cepat untuk ditamatkan walaupun sudah bagus karena menyesuaikan dengan skenario filmnya; serta fitur lainnya seperti Movie dan Sketch Gallery cukup bagus tapi masih kurang bervariasi. Meski demikian, game ini tetap terlalu sayang untuk dilewatkan. Bila kamu mengharapkan petualangan horor yang santai dan menyenangkan bersama keluarga, ‘’Coraline’’ adalah pilihan tepat!

Senin, 11 Januari 2010

\ avatar \


Terbayangkah bila manusia bumi yang ‘kemaruk’ ini memiliki misi untuk mengambil sumber daya alam dari planet lain? Mungkin karena sumber daya alam di bumi sudah cukup untuk dirusak, mengapa tidak merusak planet lain? Mungkin ini yang ada dipikiran pengusaha yang berusaha mengambil unobtanium dari planet Pandora yang dihuni oleh makhluk yang bernama Na’vi. Bagaimana bila seorang manusia bumi terpilih menjadi avatar untuk melindungi planet lain dari tangan perusak manusia bumi lainnya?

Kesan pertama pada film ini: “ini pasti film mahal” dengan melihat visual effect yang begitu apik. Acungan jempol untuk visual effect-nya karena dengan itu, durasi kurang lebih 2 ½ jam tidak terasa. Selain visual effect, pesan dari film ini juga bermakna dalam untuk semua. Baik mengenai keseimbangan lingkungan (saya rasa Greenpeace dan WWF akan senang film ini), mengenai kemanusiaan, dan masih banyak lagi. Selain itu, pesan-pesan dalam film ini juga cukup untuk membuat kita merenungi perbuatan kita khususnya terhadap lingkungan (itu juga kalau masih punya perasaan terhadap lingkungan sekitar). Menghibur,,, jelas menghibur karena disuguhkan film yang benar-benar membuka lebar imajinasi penonton. Tak heran bila setelah film ini akan ada setting film lain yang menyerupai planet serta kehidupan manusia planet Pandora ini.

Kelemahan film ini adalah: saking konsentrasinya film ini pada visual effect dan kerapihan jalannya komputerisasi (sama seperti “Titanic”, maklum, sutradaranya James Cameron juga), akting pemain jadi tidak begitu terasa dalam film ini. Dengan demikian, yang terngiang dari film ini adalah visual effect yang gemilang dan pesan yang bermanfaat banyak. Karakter pemain terasa tidak begitu penting karena pesan film sudah terwakili dari sajian gambar saja.