Minggu, 28 Juni 2009

\ cerpen : primadona dangdut \


Suzan Cassandra, Yuli Maradona, Rindu Hilton dan Mega Cengkir Gading sedang in action~~

*** ditulis hari minggu tanggal 28 januari 2009 ***

Alunan musik dangdut mengalun mendayu-dayu seiring lengkingan suara Yuli Maradona yang merdu disertai dengan goyangan sensual.Walau lagu yang dinyanyikan dangdut slow tapi tidak mengurangi antusiasme penonton untuk berjoget karena goyangan hot Yuli yang terkenal dengan ‘goyang gangsing’.Malam ini Yuli manggung karena grup dangdut “Goyang Slebor” pimpinan Oom Wanto mendapat job hajatan dari seorang wiraswasta ternak yang cukup sukses di desa Dukuhrindu.

“…. Sungguh aku bahagia..benih cinta yang kau tanam
Bersemi…indah dihatii….
Air mata bahagiaa…jangaaan menjadi dukaaaaa…
Bersamaaa…kita selamanyaaa….
Kuterlenaaaaa….dalam buai….asmaraaaaaaa….”

Cuplikan lagu yang dinyanyikan Yuli dengan cengkok khas dangdut.Dari bawah panggung para pasukan joget sampai merem melek mengikuti lagunya.Ada yang teler kebanyakan minum minuman keras, ada juga yang murni datang malam ini untuk berjoget.

Yuli Maradona adalah primadona orkes dangdut ‘Goyang Slebor’ sejak 9 bulan terakhir karena primadona sebelumnya, Vita Avanza hengkang setelah menikah dengan seorang duda yang mempunyai usaha jahitan khusus daleman perempuan.Vita Avanza menjadikan inspirasi bagi para pedangdut di grup itu disamping cantik, supel, ramah, pintar komunikasi dengan penonton, goyangan super heboh dan juga keberhasilannya menggaet lelaki kaya walau duda beranak lima.

“Masih mau digoyanggggggggggggggg??” pekik Yuli setelah selesai nyanyi.
“Mauuuuuuuuuuuuuu…” suara koor penonton dengan kompak.
“Oke, penampilan selanjutnya rekan saya yang namanya tidak asing lagi, dia adalah Mega Cengkir Gading”

Lalu muncullah Mega dengan balutan busana dangdut ketat dengan payet-payet berkilau emas.
“Selamat malam semuanyaaaaa….” Sambutan awal Mega seraya menerima microphone dari tangan Yuli.
“Oke, langsung saja….Wulan Merinduuuuuuuu…” pekik Mega yang sepertinya sudah ‘gatal’ ingin tampil didepan publik pecinta dangdut kelas kampung.

Yuli duduk diruang rias yang dibuat ala kadarnya dibalik panggung.Keringat masih membanjiri seluruh tubuh sintalnya dikarenakan full goyang dan full nyanyi bahkan ada beberapa adegan memperlihatkan Yuli harus full contact body dengan penonton yang nakal naik ke panggung untuk berjoget bareng atau sekedar menyelipkan uang saweran ke bagian tertentu di situs tubuhnya.

Suara lengkingan bagian reff dari Mega terdengar acak-acakan fals tapi tidak begitu dipikirkan oleh penonton karena memang tujuan penonton biasanya melihat goyangan si penyanyi untuk menjadi pemuas syahwat sesaat.Hape butut Yuli pemberian dari seorang fans nya 3 bulan lalu menjerit menyuarakan ring backtone lagu “Racun Asmara” bagian reff nya.

“Hallo mbak Vita, apa kabar?”
“Eh Yul, lu jangan sampai kalah ama si Mega ya!Liat deh goyangan dia sekarang udah makin berani, pasti dia mau gusur kamu deh.Coba kamu liat sekarang, dia makin nekad dan sepertinya penonton suka tuh”.
“Mbak Vita lagi disini?” Yuli kaget lalu sejurus kemudian melonggok kea rah panggung.
“Iya, Gue lagi liat acara dangdutan disini,cepetan liat deh gayanya Mega”

Diatas panggung Mega benar-benar sangat berbeda dari kehidupan diluar pentas dangdut yang terkesan kalem.Mega meliuk-liuk bak Britney Spears dengan melilitan ular sanca yang entah darimana asalnya.Tidak hanya itu, goyangan Mega semakin mirip orang bermasturbasi sampai-sampai celana dalamnya keliatan karena malam ini Mega pakai rok super pendek.

“Iya mbak, aku dah liat”
“Lu pokoknya jangan sampai kalah ama dia ya Yul”
“Oke mbak”
“Oke, pokoknya kalau posisi ratu dangdut goyang slebor gak pengen direbut ama Mega, lu harus lebih berani dari dia, kalau perlu lu praktekin gaya ML saat goyang, oke?”

Yuli duduk kembali sambil teringat siang tadi saat ribut dengan Dewi, anaknya yang masih duduk di bangku SMP.
“Ibu bikin malu Dewi, semua temen-temen ngatain Dewi anak jablay!”
“Kenapa kamu harus gubris mereka? Ibu lakuin ini karena demi kamu Wi”
“Ibu nggak usah egois deh, Dewi malu sering dikataian punya ibu jablay “
“Tapi ibu bukan jablay kog, ibu jadi penyanyi dangdut tidak untuk jual diri”
“Hah? Apa bedanya dengan pelacur?ibu joget begitu lalu laki-laki ramai-ramai pegang-pegang tapi ibu tertawa aja cuma demi saweran”
“Ya, demi saweran tapi itu semua demi kamu Wi, jadi tolong kamu harus tahu posisi ibu dong.Yang kita makan sekarang hasil dari ibu nyanyi, biaya sehari-hari ama biaya sekolah kamu juga dari hasil ibu nyanyi”
“Emang nggak ada apa kerjaan lain?!” hardik Dewi emosi.
“Udah cukup Wi, ibu capek!”

Pertengkaran seperti itu sering Yuli alami dengan anaknya.Sejak Heru, suaminya yang bekerja sebagai buruh pabrik ban terkena PHK, praktis semua biaya hidup yuli yang tanggung.Untung Heru bisa memaklumi dan memberi kebebasan Yuli untuk menggantikan posisi sebagai kepala rumah tangga dalam hal mencari nafkah, karena sejak terkena PHK, sepertinya gairah sebagai pemimpin rumah tangga Heru sudah pudar.

“Mas kasih izin kamu menyanyi lagi Tik, tapi kamu harus jaga diri, kamu itu statusnya masih bersuami dan sudah ada anak pula” pesan Heru kala itu.
Hanya Heru saja yang masih memanggil Yuli dengan “Tik” yang kependekan dari “Astutik” nama asli dari Yuli Maradona.

Tidaklah mengherankan dalam dunia keartisan dangdut kelas kampung kalau nama asli berubah baik nama belakang saja atau bahkan diganti secara keseluruhan.Sederet nama pedangdut teman Yuli seperti Mega Cengkir Gading saja nama aslinya Nurhasanah, atau Vita Avanza yang nama aslinya Siti Rochimah, atau nama-nama atraktif dan mutakhir seperti Rindu Hilton, Desi Rambolina, Suzan Cassandra yang sebenarnya bernama Heni, Sukarsih dan Ambar.

Semakin nama diganti yang kedengarannya ‘aneh’ maka ada kans untuk meraih tangga popularitas dalam dunia dangdut.Nama Yuli Maradona adalah pemberian Oom Wanto karena dia nge-fans Maradona.Kata Oom Wanto, nama Maradona sangatlah komersil disamping orang mengingat pesepak bola akan ingat juga penyanyi dunia Madonna yang legendaris itu.

“Yul, bentar lagi kamu tampil,cepetan ya siap-siap” kata Desi Rambolina yang muncul kepalanya saja dari balik kain penutup ruang rias.
“Iya Des, thanks ya”

Yuli buru-buru berganti kostum.Kali ini kostum kebesaran Yuli yaitu tank top dengan corak macan tutul dipadu dengan rok kulit ketat dan minim yang beli dari Pasar Uler dengan harga super miring.

“Yul, kayaknya kamu duet sama Rindu Hilton deh, secara doi dah ngajuin diri ke Oom Wanto buat tampil abis Mega” kata Suzan Cassandra yang sedang duduk tepat didepan kipas angina besar karena gerah.
“Hah?? Yang bener aja ?”
“Iya, kamu nyanyi abis si Rindu tampil satu lagu dulu”

Dari atas panggung terdengar suara Oom Wanto sebagai MC.
“Ya, sekarang kita tampilkan artis yang tidak kalah seksi nya, dia adalaaaaah…Rindu Hiltoonnnnnnnnnnn”

Suara sorak sorai penonton membahana, sepertinya nama Rindu Hilton jauh lebih komersil, pikir Yuli agak resah.Sebenarnya yang membuat resah Yuli tidak hanya kalah seksi dari Rindu tetapi pamor dan nama besar Yuli sebagai primadona biduanita orkes dangdut bakal terancam pendatang baru Rindu Hilton yang jauh lebih kencang bodynya karena Rindu masih berusia 18 tahun sedang Yuli berusia 29 tahun dengan bonus satu anak remaja.

Suara merdu ditambah goyangan erotis Rindu ternyata lebih membuat penonton bersemangat ketimbang tadi saat Mega tampil walau memberikan bonus goyang ular sanca.Yuli menggintip penampilan Rindu diatas panggung. Sebuah tarian indah bak penari gurun dipadu dengan bentuk tubuh seksi dan geolan bokong aduhai membuat Yuli semakin ketar-ketir apalagi saweran penonton ke sela-sela kutang renda dan rok ketat Rindu makin banyak

“Kamu ngiri ya?” suara sinis Mega dari belakang membuat kaget Yuli.
“Ngiri?? Nggak tuh!Aku bisa lebih dari itu kog”
“Halah…mana ada orang ngiri bilang-bilang.Udah deh mendingan kamu abis ini buktikan saja lebih oke mana kamu atau si Rindu”

Mega memang orangnya sinis dalam berkomentar sama siapa saja.Ya, inilah dunia dangdut, dibalik gemerlap, keramahan dan liukan penyanyinya pasti banyak terjadi carut marut dalam hal pamor.Kecemburuan selalu ada satu sama lain.Seperti dulu saat Vita Avanza mau kawin, ada saja sindiran pedas ke Vita sampai-sampai pernah terjadi adegan cakar-cakaran dan jambak-jambakan antara Vita dan Mega gara-gara sindiran sinis Mega.

“Eh lonte kalau dah kawin tetap saja lonte” sindir Mega saat di meja rias kala itu.
“Apa lu bilang?Mendingan lu jaga tuh bacot deh daripada lu ntar ga laku”
“Oh, ada yang tersinggung ya? Sori deh…”

Setelah itu secepat kilat tangan Vita menjambak Mega sampai terjungkal dan menginjak perut Mega.Kalau saja pertempuran para diva dangdut kampung tidak cepat dilerai Oom Wanto sudah pasti hiasan cakaran dari Vita akan banyak membekas ditubuh mulus Mega.

Suara kencang Oom wanto memanggil Yuli membuat suara riuh penonton semakin meriah.
“Baiklah, untuk kali ini saya akan tampilkan dua primadona dangdut kita, dia adalah Yuli Maradona dan Rindu Hilton!”
“Hai penonton…masih mau digoyang?” sapa Yuli diatas panggung membiaskan rasa sebal karena di duet kan satu panggung dengan Rindu, juniornya.
“Mauuuuu….”
“Oke mari kita…”
Belum sempat Yuli melanjutkan kalimat, Rindu memotong.

“Abang-abang disini masih belum juga panas khan? Masih ingin goyang sama saya?Yeah, kalau begitu mari kita bergoyang bersama ya, tapi jangan lupa sawerannya untuk jajan anak sekolah”
Deg!! Sejenak jantung Yuli rasanya berhenti mendengar kata-kata Rindu yang berusaha komunikatif dengan para dibawah panggung setinggi 2 meter.
Alunan musik mulai menyalak seakan sengatan tawon ke kuping Yuli.Tak ada kesempatan bagi Yuli rasanya untuk membalas sindiran Rindu yang sahabat kental Mega.

“…Hoooo…hoooo…hoooo…hoooo…hooooo…..ahhhh…ahhh…ahh….”



Suara Rindu mendesah-desah memulai duet.Rindu mulai beraksi meniru gaya Dewi Persik.

“Basah basah basah bibir ini basah saat bibir ini kau cium mesraa…
Diam diam diam kujadi pediam saat pipi ini kau belai sayaaang….”

“Aseeeek…..goyangannya manaaaa?” teriak Rindu sambil meliuk-meliuk disela-sela musik.

Diam-diam Yuli mengakui kalau Rindu memang cukup inovatif dalam hal goyangan karena Rindu sering meng-up grade goyangan baik meniru goyang ngebor, ngecor, patah-patah sampai goyang gergaji.

Yuli tidak mau kalah, disaat Rindu asik nyanyi, Yuli melebarkan dua kakinya tepat di bibir panggung sambil meliuk-meliuk dan memasukan tangan ke dalam rok dan expresi merem-melek.Penonton heboh, makin berdesakan ingin mendekat ke posisi terdekat dimana Yuli berdiri.Pemandangan indah begini dalam pertunjukan dangdut sudahlah lazim tapi untuk malam ini sepertinya menjadi sesuatu yang istimewa dimana sang primadona tampil memberi ‘bonus’ super berani ke penonton.

“Sawerannya dong masssss…suka kan sama kulit putih saya?”
Sindiran pedas untuk Rindu sepertinya mengena karena melihat warna kulit, Rindu kalah mulus dan putih dari Yuli.

Hentakan musik dangdut “Basah-basah” makin menggila karena keberanian Yuli dan Rindu dalam mengexplore sensualitas.Penonton semakin tidak terkontrol, saling berdesakan maju ke arah panggung dan mulai colek sana colek sini, towel sini towel situ ke bagian-bagian tubuh Yuli maupun Rindu.

“Huuuuuuuu…turun hoi anjing! Turunnnnnnnnnn..” teriak para penonton dibawah panggung yang sepertinya panic tidak bisa naik towel-towel penyanyinya atau emosi karena merasa terganggu dengan banyaknya penonton yang mulai merangsek naik.
Lemparan botol Aqua mulai beraksi disusul lemparan sandal dan kemudian botol-botol minuman keras dan batu meluncur ke atas panggung.

Rindu dan Yuli panik, berlari meninggalkan panggung ditengah hujan lemparan tetapi malang nasib Yuli, tubuhnya terjerembab ke bawah panggung dan langsung diterkam puluhan penonton yang sudah hilang nalar sehatnya.

“Akhh…tolong….tolooooonggggggggg….”

Jeritan Yuli tiada arti karena suara beringas dan sorak sorai penonton menenggelamkan suara minta tolong Yuli yang tersungkur dibawah terkaman penonton ganas…Yuli bagaikan anak domba tak berdaya ditengah-tengah srigala lapar….Yuli bukanlah lagi primadona yang dipuja-puja saat diatas panggung…Yuli sekarang hanyalah seonggok sampah yang terinjak-injak baik tubuhnya maupun martabatnya sebagai wanita…Yuli semakin lemah dan terkoyak tak berdaya….nama Yuli Maradona setelah malam ini akan menjadi legenda saja sebagai….bekas primadona dangdut ‘Goyang Slebor’!

1 komentar: