

.jpg)

MASAKAN PENUH CINTA
".. masaklah masakan dengan kesungguhan dan penuh cinta karena yang akan menyantapnya merasakan kesungguhan cinta itu...".
Inilah sebuah semboyan yang jelas dari sebuah film drama romantis komedi 'RAMEN GIRL' nya Brittany Murphy!
Malang nian ya cewek kayak abby (Murphy) jauh2 ke jepang mengejar sang cinta malah dicampakkan! saking frustasi ga tau kemana pas ujan2 mampir ke sebuah restoran di jepang makan mie ramen. Sang pemilik resto laki2 tambun galak awalnya menolak, tapi lama2 rada iba dan menghidangkan mie ramen.
Pas menyantap, abby nyerocos curhat soal isi hatinya yang sedih....lucunya, walau pemilik resto ga ngerti bahasa inggris, Abby ga peduli.
Lama2...Abby tertarik untuk belajar bikin mie ramen.
ketebak...si judes tambun pemilik resto ga sudi tapi lama2 mau ajarin..dari sinilah kelucuan2 muncul misal saat Abby bilang "i nor understand" eh si jepang Galak itu nyerocos "kamu dahinya kecil kayak monyet ga punya otak, harusnya bergelantungan di pohon sambil kya kya kya..."!
Benturan dua budaya tergambar dari Abby dan pemilik resto itu..bagaimana mereka ga bisa komunikasi secara lisan karena sama2 pake bahasa ibu, tapi anehnya mereka nyambung...inilah yang membuat film ini berwarna!
Dari premis kisah ya klise tapi sutradara cukup piawai menyelipkan gambaran2 tentang pola hidup yang ada...kayak sobat abby yang ke jepang demi jadi perek!
Brittany murphy emang yahud dalam akting...
Film ini benar-benar sangat netral dalam ‘benturan’ antara timur dan barat. Abby sangat menghargai filosofi dibalik pembuatan semangkuk ramen yang mewajibkan semangkuk ramen untuk memiliki jiwa di masakannya sehingga siapapun yang menyantap ramen tersebut akan merasakan emosi yang tengah dirasakan oleh pembuatnya. Jadi semangkuk ramen yang sempurna bukan hanya enak dimakan tetapi juga harus mempunyai ‘jiwa’ atau ‘emosi’ di dalamnya.
Sesuatu yang mungkin menurut kebanyakan orang Amerika adalah gila dan sangat berlebihan. Sebaliknya pacar Abby yang baru, seorang Jepang keturunan Korea yang bernama Toshi (yang diperankan oleh So Hee Park), yang semula memilih jalan yang sangat “Jepang” dalam meniti karir di perusahaannya yang cenderung setia dengan perusahaan akhirnya memutuskan untuk memilih jalan “Amerika” untuk keluar dari karir di perusahaannya yang cemerlang untuk menjadi seorang musisi sesuai panggilan jiwanya.
Film ini berhasil memadukan antara sedikit humor, drama kehidupan sehari-hari dan kisah percintaan dengan sangat apik, tidak dipaksakan dan tidak bertele-tele. Ketika Abby berpisah dengan pacarnya yang Amerika untuk pertama kali dan juga ketika berpisah dengan Toshi ketika ia dipindahtugaskan oleh perusahaannya ke Shanghai, China, perpisahan tersebut tidak digambarkan dengan tangisan air mata yang berlebihan. Tidak seperti kebanyakan film-film cinta a la Indonesia, di mana putus cinta selalu digambarkan dengan air mata dan tangis yang berkepanjangan seolah-olah si sutradara kehabisan plot cerita dan hanya menghambur-hamburkan waktu dengan adegan tangisan yang panjang sehingga menjadi sebuah melodrama yang menyebalkan untuk dilihat……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar