Sabtu, 11 Juli 2009

\ GREEN SNAKE \



Sudah cukup banyak film bertena 'ouw peh coa' alias 'legenda ular putih' dimunculkan baik lewat pentas teater maupun film versi seri / layar lebar.Kata emakku, doeloe era 70-an ada film 'white snake' dengan pemain Lin Ching Shia dan Li Siu Ling, nak di era 90-an ada versi 'white snake' the series dan layar lebar 'white snake & green snake' yang lucunya dirombak di versi vcd/ dvd maupun setelah tayang di tv dengan cukup berjudul...'GREEN SNAKE'!

ya ya..legenda ini emang udah tuir, legenda sam pek eng thay aja kalah tuek nya apalagi romeo and juliet.Ular putih legendanya memang mengasyikan, sebagaimana legenda2 lain dimana sarat akan pesan moral dimana 'apapun wujud kita, berbuatlah baik ke orang lain', sebagaimana perbuatan si Pai Shu Cen alias ular putih nan welas asih setaraf Dewi Kwan Im Pousat.

Karya Tsui Hark kali ini digarap dengan indah dan fasih bercerita tentang romantisme khas legenda percintaan, namun dalam film ini lebih ditekankan sisi psikologis Sio Ching si ular hijau...ya, ini memang menjadi sisi menarik lainnya dibalik sisi romantisme yang mungkin sudah 'ketebak'.

Berkisah tentang ular putih yang bertapa 1000 thn dan menjelma menjadi Pai Su Chen (Joey Wong) bersama ular hijau yang baru bertapa 500thn lalu menjelma menjadi Sio Ching (Maggie Cheung) yang emosionil dan kenes.
Muncul juga tokoh biksu Fa Hai (Vincent Zhao) yang emang suka kekhi liat siluman2 dan berniat memberantas tapi sempat diurungkan sebab duo uler siluman itu menyelamatkan seorang wanita melahirkan.
Biksu memberi syarat agar duo uler ini dilarang berhubungan dengan manusia namun apa dikata, cinta sering tiada terduga dan takdir mempertemukan sastrawan muda Shi Han Wen (Wu Sing Kuo) dengan Pai Su Chen dan menikah.

Dari sini konflik mulai mencuat....Sio Ching sedikit jeles melihat sang 'kakak' punya cowok dan sempet mempertanyakan apakah Han Wen mencintai dirinya? Lalu menariknya lagi, Sio Ching mempertanyakan pada diri sendiri kenapa tidak bisa menangis sebagaimana Su Chen yang bisa sedih, dicintai dan menangis.
Inilah yang menjadi titik menarik kenapa film ini judul 'green snake' sebab sisi psikologis sio ching lebih ditekankan...tidak hanya itu, kebinalan Sio Ching dalam merayu biksu Fa Hai saat bertapa juga menarik, ini membuktikan adegan bagaimana seorang biksu sebenernya manusia biasa dimana gasrat seksuil bisa juga muncul...adegan ini digambarkan sangat sensual tapi tidak porno.

Ada adegan sensual (ga porno) saat mereka menjelma menjadi manusia dan disiram air hujan deras lalu berpelukan dan bergesek2an tubuh.
Ah...Green Snake memang sebuah film yang sayang dilewatkan dan untungnya diriku mempunya dvd bajakannya hohohoh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar