Sabtu, 11 Juli 2009

\ panti pijat TERLARANG \


Jajaran Polres Metro (Polrestro) Jakarta Barat menggerebek panti pijat khusus gay di Tambora . Dalam penggerebekan tersebut, polisi menangkap pengelola panti pijat yang merangkap sebagai germo dan 20 laki-laki pemijat.
Polisi juga menyita beberapa barang bukti, antara lain aneka macam kondom, pil kuat, buku tamu, foto-foto pemijat, dan celana dalam. Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan, polisi langsung menetapkan Candra Manulang, pengelola panti pijat tadi, sebagai tersangka. Sejak penggerebekan itu, panti pijat tersebut langsung disegel.

Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat Komisaris Sujudi Aryo Seto mengatakan, pengungkapan kasus itu bermula dari informasi masyarakat. Guna memastikan kebenaran informasi tersebut, Yudi -panggilan akrab Sujudi- memerintah salah seorang anggota resmob untuk menyamar sebagai gay.
"Anggota saya yang transaksi. Setelah bayar di kasir, pilih satu orang, lalu masuk kamar sampai sama-sama buka baju. Saat itu anggota saya juga sempat foto bareng," ungkap mantan Kasatreskrim Polrestro Tangerang tersebut.

Setelah memastikan, barulah anggota yang menyamar itu menghubungi timnya yang bersiaga di luar. Rumah kontrakan yang memiliki tiga kamar tersebut seketika digerebek petugas yang berjumlah 18 orang.
Seluruh penghuni di dalam rumah itu digelandang ke Mapolrestro Jakarta Barat. "Seumur-umur gue jadi polisi, baru kali ini menangkap hombreng (homoseks, Red)," seloroh Yudi.

Menurut dia, selain Candra, tidak ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Para pria pemijat itu dianggap sebagai korban. "Kami akan mengirim mereka ke panti sosial, biar dibina," ucap Yudi.
Salah seorang pemijat, Radit Aditya, mengaku dua tahun bekerja di tempat yang dikelola Candra tersebut. Awalnya, dia memasukkan lamaran kerja sesuai dengan iklan lowongan di salah satu koran kuning ibu kota. "Semula saya tidak tahu kalau tempat begituan," jelas pria asal Pasar Turi, Surabaya, itu.

Begitu diterima, Radit di-training pijat relaksasi. Radit berdalih baru tahu setelah training karena langsung melayani hasrat seksual seorang pelanggan pria gay. "Awalnya sih ingin keluar. Karena faktor ekonomi, saya bertahan," kilah Radit.
Dia menyatakan menerima bayaran setiap melayani pelanggan. Dari germo, dia diupah Rp 50 ribu tiap jam. Rata-rata pelanggannya menggunakan jasanya hanya satu jam. Kadang-kadang dia mendapatkan penghasilan tambahan dari uang tip pemberian pelanggannya.

Dalam sebulan, Radit mengaku mengantongi uang rata-rata Rp 500 ribu. Dalam sehari, dia rata-rata melayani dua hingga empat pelanggan. Beberapa di antaranya merupakan pelanggan tetap.
------------------------------------------------------------

menurut aku sih mereka ga semata2 cari duit aja...tapi...butuh cepet dapat laki buat have fun! logika deh, ngapain dapet duit segitu (bukan maksud melecehkan uang lho) tapi beresiko (itu kalo si pemijatnya normal akan mikir gitu).
Ya gitu deh...alesan aja deh mereka ngelamar kerjaan, pura2 ga tau aslinya dah guatel pengen jadi pemijat hohohoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar